4 CERITA MISTERI Di Nusa KAMBANGAN
Gambar Cerita Mistis Nusa Kambangan
4 CERITA MISTERI Di Nusa KAMBANGAN
Nusa Kambangan adalah nama satu pulau di Jawa Tengah yang lebih di kenal sebagai tempat eksekusi beberapa terpidana mati serta tempat dikurungnya beberapa orang dengan masalah pidana berat. Nusa kambangan juga adalah satu diantara Instansi Pemasyarakatan (LP) berkeamanan tinggi di Indonesia.
MISTERI PENJARA NUSA KAMBANGANPulau Nusa Kambangan ini masuk dalam lokasi administratif Kabupaten Cilacap serta terdaftar dalam daftar pulau terluar Indonesia. Untuk meraih pulau ini orang mesti menyeberang dengan kapal feri dari pelabuhan spesial yang di kelola oleh Departemen Keha****n R. I. yakni dari Pelabuhan Sodong menyebrang ke Cilacap, Jawa Tengah sepanjang kurang-lebih lima menit serta bertumpu di Pelabuhan feri Wijayapura di Cilacap. Tetapi, tau kah anda bila pulau ini menaruh segudang misteri yang memanglah sudah diakui oleh beberapa sipir yang berjaga disina? sebagian misteri bahkan juga di akui disaksikan segera oleh beberapa sipir di sana.
Di bawah ini yaitu 4 Misteri yang ada di LP legendaris Nusa Kambangan :
1. Kijang emas kebal peluru
Malam itu Ageng mengawali perburuan. Dia pergi selepas magrib dari tempat tinggalnya di kompleks perumahan sipir Instansi Pemasyarakatan Nirbaya, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Di dalam gelap dekat tempat eksekusi Amrozi, Ageng lihat seekor kijang. Hewan dilindungi itu bertanduk kuning mirip emas dengan sinyal putih di paha kiri. Ageng lalu mengangkat senapan. Dia membidik ke arah tujuan. Dalam waktu relatif cepat kemudin terdengar bunyi letusan, tetapi kijang itu tak tersungkur. Di coba lagi, akhirnya nihil. “Ditembak berulang-kali tidak mati, ” tuturnya waktu menceritakan diatas bukit kapur Pulau Nusa Kambangan. Bukannya lari, kijang sakti itu jadi memutar lehernya ke belakang. Sontak Ageng kaget. Dia lalu membenamkan senapannya ke tanah serta mengarahkan lagi ke arah kijang. Hewan itu segera lari tunggang langgang serta menghilang. “Katanya bila tidak mempan, kita tinggal benamin pucuk senjata ke tanah. Eh nyatanya benar dia lari, ” katanya. Bukanlah pertama kalinya Ageng menjumpai kijang emas waktu berburu di Nusa Kambangan. Menurutnya, binatang ini sering berpindah-pindah melingkari pulau itu. Kijang itu kerap tampak di areal eksekusi terpidana mati teroris Bom Bali I Amrozi serta Imam Samudera. “Sering terlihatnya ditempat eksekusi Amrozi, ” ucap Ageng.Anggota Ikatan Putra Putri Nusa Kambangan (IPANA) bernama Slamet membetulkan kehadiran hewan kebal tembak itu. Peristiwa dihadapi Slamet sama dengan Ageng. Waktu akan menembak, senapan kepunyaannya malah tidak dapat meletus tanpa ada sebab terang. Berulang-kali dia mengokang, berulang-kali juga dia tidak berhasil. “Setelah keluar dari rimba, baru dapat meletus, ” papar Slamet. Peristiwa aneh dihadapi Slamet selalu berlanjut. Waktu akan pulang dia kesasar. Walau sebenarnya jarak pintu masuk rimba dari tempat dia temukan kijang emas cuma sekitaran 15 mtr.. “Sempat tidak dapat pulang, walau sebenarnya jalan keluarnya dekat, ” tuturnya. Baru sesudah membaca basmalah, Slamet berbarengan dua rekannya dapat temukan jalan keluar. “Jalannya segera terlihat. ”Ageng serta Slamet yakini kijang emas itu adalah satu diantara penjaga Nusa Kambangan. “Kayaknya satu diantara penjaga pulau ini, ” kata Ageng.
2. Akar mimang buat kesasar
Letaknya tak jauh dari pusat Kota Cilacap, Jawa Tengah. Namanya kesohor mulai sejak jaman Belanda karena di kenal sebagai tempat beberapa tahanan politik. Di pulau ini ada satu benteng peninggalan Belanda. Pulau itu saat ini di kenal lantaran penghuninya narapidana kelas kakap. Kusni Kasdut, penjahat masa 1980-an berperilaku seperti Zoro pernah mendekam di penjara Nusa Kambangan sebelumnya dihukum mati. Diluar itu ada Jhony Indo, narapidana paling di cari serta tersohor karena sukses melarikan diri dari Nusa Kambangan. Lantas ada terpidana teroris Bom Bali I, Amrozi serta kawanannya serta terbaru John Kei juga barusan dipindahkan ke penjara kelas berat ini. Banyak yang menyamai Nusa Kambangan dengan penjara di Pulau Alcatraz, Teluk San Francisco, California, Amerika Serikat. Bedanya Alcatraz adalah pulau karang sedang Nusa Kambangan adalah pulau dengan kekayaan alam melimpah serta banyak gua alam. Tetapi keelokan pulau ini rupanya mempunyai keangkeran. Janganlah asal-asalan masuk kedalam rimba di Nusa Kambangan. Salah-salah dapat kesasar dengan kata lain tak dapat keluar. Satu diantara type pohon paling dijauhi yakni akar mimang. Tumbuhan merambat ini tak bisa dilangkahi. Bila hal semacam itu dikerjakan, ada keyakinan akan berputar-putar ditempat. coba masuk kedalam rimba waktu mereportase di bukit kapur. Salah seseorang pengantar, Ageng, menceritakan masalah pantangan melangkahi akar Mimang. “Ayo kita turun sebelumnya keluar akar Mimang, ” tuturnya seraya menunjuk ke arah satu akar mimang di samping dia. “Iya ini akar mimang, ” katanya dengan logat Cilacap kental di kenal dengan sebutan bhs ngapak.Jarum jam waktu itu tunjukkan jam lima sore. Kondisi mulai gelap ditambah nada hewan-hewan liar rimba mulai terdengar bersahutan. Slamet membetulkan masalah pantangan melangkahi akar mimang. Apabila melangkahi pohon merambat itu akan susah mencari jalan pulang. Tetapi Slamet miliki jurus tepat menangani hal semacam itu. Orang tuanya dahulu berpesan bila akan masuk rimba baiknya menandai pohon besar memakai golok sebagai sinyal pengingat jalan. “Tergantung kemauan sesungguhnya, sepanjang baik tentu tak apa-apa. ”
3. Penunggu Mustika Biru
Ada cerita menarik dari Nusa Kambangan. Di balik angkernya penghuni didalam instansi pemasyarakatan ada disana, penunggu diakui dari alam gaib juga paling ditakuti di pulau ini. Seseorang paranormal hampir meninggal waktu mengangkat Batu Mustika Biru di Gua Ratu, Nusa Kambangan. Ceritanya begini. Seseorang paranormal kenamaan dari Jakarta dua th. lantas datang kesana. Dia lantas bersemedi sepanjang hari didalam gua untuk mengambil mustika. Waktu Mustika itu keluar, sang paranormal tak sadarkan diri serta hampir meninggal. Mujur waktu itu seseorang petugas instansi pemasyarakatan temukan dia. Paranormal itu diberikan satu gelas air serta segera sadar. “Dia nyaris mati, untung ada petugas instansi pemasyarakatan temukan dia, ” kata Slamet, anggota Ikatan Putra Putri Nusa Kambangan (IPANA). Menurut Slamet, cerita berkembang di orang-orang pesisir pantai Cilacap menyampaikan paranormal itu menginginkan kembalikan penunggu Gunung Gede ada di Sukabumi, Jawa Barat. Berdasar pada hasil tirakat di Gunung Gede, dia dibisiki untuk menjemput sang penghuni di Nusa Kambangan.
Lantaran bila tak, akan ada bencana di Gunung Gede. “Katanya akan ada bencana, lantaran penunggunya geser ke Nusa Kambangan, ” tutur Slamet. Terkecuali Mustika Biru, Slamet mengungkap ada macan kumbang berkeliaran didalam rimba. “Ciri-cirinya bau anyir, ” ucapnya. Sekarang ini, kata Slamet, macan itu memakan ternak punya warga di Nusa Kambangan. Turunnya macan itu dipercayai karena di daerah Cilacap belum turun hujan. “Karena diatas tidak ada air, ” katanya. Tetapi macan ini belum pernah mencekam warga Nusa Kambangan. Binatang ini akan lari bila berjumpa warga. “Mungkin lantaran disini tak seperti di Kalimantan. Bila disana kan diburu, ” papar Slamet.
4. Kawuk pemakan mayat
Memiliki bentuk seperti biawak, berkaki empat, pemakan daging. Penciumannya tajam persis komodo. Bedanya dengan dua hewan melata itu, kawuk berdiri, liar menyerang manusia. Warga Solok Timur, Pangandaran, Jawa Barat, pantang menaruh mayat di tempat tinggalnya. Solok secara lokasi masuk Nusa Kambangan, Jawa Tengah. Bila menyusuri lewat kapal nelayan dapat menggunakan sekitaran empat jam dari pesisir Cilacap. Tempatnya terisolasi dari lokasi pulau Alcatraz Indonesia itu. Akses tertutup serta medan susah sebab jalan masihlah terbatas. Heri, nelayan ikan sekalian pengantar wisatawan lokal atau mancanegara, menunjukkan dengan mata kepalanya sendiri. Gerombolan kawuk menguber mayat rekannya tewas di dekat perkampungan Solok Timur. Penerangan di Solok belum mencukupi. Bila malam tiba, genset mulai dioperasikan memasok listrik di desa paling selatan itu. Mengurai rasa penasarannya dengan sosok binatang pencari bangkai itu, dia mesti membuat perlindungan rekan sesama nelayan. “Sudah kemalaman, jenazah mesti dibawa ke kapal. Soalnya kawuk datang sekitaran sepuluh ekor, kita semuanya cepat-cepat bawa pergi, ” tuturnya diatas kapal kepunyaannya, di Cilacap, Jawa Tengah. Masyarakat Solok telah punya kebiasaan mulai sejak matahari tenggelam pilih berdiam diri tempat tinggal. “Kalau malam telah tidak sering keluar tempat tinggal. Apabila keluar minimum mesti bawa golok, ” tutur Heri. Pulau seluas 21 ribu hektare itu memanglah cukup nyaman jadi habitat binatang liar : macan kumbang, macan tutul, serta binatang melata. Konon pada 1990-an pernah dilepaskan setruk ular kobra di Nusa Kambangan. “Sekarang telah beberapa ratus mungkin saja, beranak pinak, ” katanya. Heri menyampaikan keadaan menakutkan memanglah disebar di pulau penjara kelas kakap itu. Terkecuali cerita mistis, hewan-hewan jadi-jadian juga terekam oleh mata masyarakat asli. “Ada juga hewan berkepala anjing, berbadan manusia penuh bulu. Sebutannya aul, ” kata Heri. Waktu itu rekannya tengah menebang pohon di dalam pulau. Mendekati sore sosok aul tampak sekelebatan mata. Memiliki bentuk aneh, jalannya miring, kepala serta tubuhnya terbalik. “Dia tidak menyerang, jalan cepat segera menghilang, ” katanya. Aul dipercaya sebagai seorang tengah menimba pengetahuan hitam. Sebelumnya ilmunya prima, orang itu beralih jadi manusia serigala serta sering memangsa kambing.